ess smart security and eav 8 keys :
Username: EAV-0133081146
Password: ncb7ktfaue
Expiry Date: 26.02.2017
Username: EAV-0134434043
Password: 5u77n6x2hm
Expiry Date: 15.03.2016
Username: EAV-0139062225
Password: dmdtpp3crd
Expiry Date: 10.05.2016
Username: EAV-0147165497
Password: ntuc375h7v
Expiry Date: 29.11.2015
Username: EAV-0147165533
Password: sv7nrnud4u
Expiry Date: 29.11.2015
Username: EAV-0147166647
Password: djs75pv6x7
Expiry Date: 29.11.2015
Username: EAV-0147166661
Password: u3u8kesadb
Expiry Date: 29.11.2015
only for EAV nod32 antivirus keys
Username: EAV-0114775452
Password: umn3h5ttrc
Expiry Date: 15.06.2016
Username: EAV-0129001848
Password: 4xjv46xtff
Expiry Date: 28.12.2015
Username: EAV-0129157984
Password: duurb3tvex
Expiry Date: 31.12.2015
eset mobile tablets smartphones keys
Username: EAV-0126354505
Password: 9nu4b23dnc
Expiry Date: 30.11.2015
Username: EAV-0147041221
Password: bb6b9362bx
Expiry Date: 24.11.2015
Username: EAV-0147041222
Password: vm3trn9fhd
Expiry Date: 24.11.2015
Tuesday 1 September 2015
Monday 30 March 2015
makalah MPTA (pengertian teori dan merumuskan hipotesis)
BAB I
P E N D A H U L U A N
A.
Latar Belakang
Dalam usaha meningkatkan suasana
Akademik dikampus serta dalam upaya memadu penyajian pengalaman belajar yang
menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilah meneliti pada mahasiswa, Metode
Penulisan Tugas Akhir merupakan hal yang
esensial.
Setiap mata kuliah diharapkan mampu menumbulkan kegairahan meneliti dan dapat memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan sikap, kemampuan, da keterampilan meneliti pada Mahasiswa. Untuk itu, penguasan tenaga pengajar terhadap Metode Penulisan Tugas Akhir merupakan hal yang sangan penting untuk diperhatikan dan dipelari, dengan penguasaan Metode Penulisan Tugas Akhir yang mantap, diharapkan para tenaga pengajar dapat menyertakan metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang sedang diajarkan.
Setiap mata kuliah diharapkan mampu menumbulkan kegairahan meneliti dan dapat memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan sikap, kemampuan, da keterampilan meneliti pada Mahasiswa. Untuk itu, penguasan tenaga pengajar terhadap Metode Penulisan Tugas Akhir merupakan hal yang sangan penting untuk diperhatikan dan dipelari, dengan penguasaan Metode Penulisan Tugas Akhir yang mantap, diharapkan para tenaga pengajar dapat menyertakan metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang sedang diajarkan.
Penelitian
merupakan salah satu
unsur penting dalam
kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu
pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal
ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal
penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif
adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian
kuantitatif. Terdapat tiga
alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat
dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat
diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga,
hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji
untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat
peneliti yang menyusun dan mengujinya.
alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat
dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat
diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga,
hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji
untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat
peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan
baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk
menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria
perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun
pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti
juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan
yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang
mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk
menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria
perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun
pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti
juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan
yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang
mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.
B.
Masalah
Adapun
permasalah yang akan dibahas dalam makalah kami ini adalah tentang pengertian
kerangka teori.
1. Apa yang dimaksud dengan kerangka
teori tersebut?
2. Apa pengertian hipotesis?
3. Apa saja persyaratan untuk hipotesis?
4. Apa saja jenis-jenis hipotesis?
5. Apa saja kekeliruan yang terjadi dalam pengujian
hipotesis?
6. Bagaimana cara menguji hipotesis?
7. Apakah semua penelitian harus berhipotesis?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah kami ini adalah, membantu pemahaman terhadap kita
tentang kerangka teori atau landasan teori dan merumuskan hipotesis, yang
merupakan bagian dari Materi Metode Penulisan Tugas Akhir, disamping itu,
bertujuan untuk memenuhi tugas terstruktur untuk mata kuliah Metode Penulisan Tugas
Akhir.
BAB II
P E M B A H A S A N
P E M B A H A S A N
A.
Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua
dalam proses penelitian
adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian
yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian
(Sumadi Suryabrata, 1990).
Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and
error). Adanya landasan teoritis ini merupkan cirri bahwa penelitian itu
merupkan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan
adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data
empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain :
1. Teori
yang deduktif : Memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu kearah data yang akan diterangkan
2. Teori
yang induktif : adalah cara menerangkan dari data kearah teori.
3. Teori
yang Fungsional : disini tampak satu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data
Berdasarkan
tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai
berikut:
1. Teori
menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini
biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukan hubungan antara
Variabel-Variabel empiris dan dapat diramal sebelumnya
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu
rangkuman tertulis mengenai suat kelompok hukum yang diperoleh secara empiris
dalam suatu bidang tertentu. Disini orang mulai dari data yang diperoleh dan
itu dating suatu konsep yang teoritis (induktif)
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada
suatu cara menerangkan yan menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat
hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.
Berdasarkan data tersebut diatas secara umum dapat ditarik
kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum.
Konseptualisasi atau system pengertian ini dapat diperoleh melalui jalan yang
sistematis, suatu teori dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka dia bukan
teori.
Kerangka teori sering kali diartikan senada dengan kerangka
pikir, Apa yang dimaksud dengan kerangka pikir ?, Kerangka pikir adalah proses
yang sangat penting dalam menyusun suatu penelitian, karena dalam proses
ini pembaca dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh peneliti, dan
bagaimana urutan penelitian itu dilakukan.
Kerangka pikir penelitian merupakan urut-urutan logis dari
pemikiran peneliti untuk memecahkan suatu masalah penelitian, yang dituangkan
dalam bentuk bagan dengan penjelasannya. Beberapa ahli memberi definisi
sebagai berikut:
Menurut Muhamad (2009:75) Kerangka pikir adalah gambaran
mengenai hubungan antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh
jalan pikiran menurut kerangka logis. Menurut Riduwan (2004:25)
Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan
dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. Kerangka pikir memuat
teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam
penelitian. Uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antar
variabel.
Selanjutnya
menurut Sekaran (1992:72) kerangka berpikir yang baik adalah memenuhi
syarat sebagai berikut :
1.
Variabel penelitian diidentifikasikan secara jelas dan diberi nama
2.
Uraiannya menyatakan bagaimana dua
atau lebih variabel berhubungan satu dengan lainnya
3. Jika sifat dan arah hubungan dapat diteorikan
berdasarkan penemuan dari penelitian sebelumnya, hal ini seharusnya menjadi
dasar dalam uraian kerangka berfikir apakah hubungan itu positif atau
negatif
4.
Dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharap bahwa hubungan antara
variabel itu ada.
5. Digambarkan dalam bentuk diagram skematis,
sehingga pembaca dapat jelas melihat hubungan antar variable
6. Pada analisis kuantitatif, kerangka pikir ini
memuat latar belakang masalah, kemudian masalah yang diteliti, dan dilanjutkan
dengan metode serta variabel penelitian. Terakhir kerangka ini biasanya
memuat tujuan penelitian, saran atau kesimpulan penelitian. Sebelum
ataupun setelah dibuat bagan kerangka pikir penelitian, maka biasanya
peneliti membuat penjelasan runtut dan sistematis terkait dengan bagan
yang akan / telah dibuatnya tersebut
Kerangka
teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun oleh peneliti sebagai
kerangka acuan memecahkan masalah dan untuk merumuskan hipotesis (jika
hipotesis dipandang perlu dicantumkan)
Hasil kajian pustaka
adalah dukungan teori (apa yang dikenal dengan “kerangka teori” dan “kerangka
berpikir”. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat bagi peneliti
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok,
sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya.
Berikut ini adalah
contoh penelitian, yaitu:
“Kualitas Pengelolaan Kelas Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan dan
Pengalaman Mengajar Guru Sekolah Dasar”
Untuk
dapat menyusun kerangka teori dari judul diatas, maka peneliti
terlebih dahulu harus menentukan pengertian-pengertian yang terkandung dalam judul
tersebut:
a. Kualitas
pengelolaan kelas
b. Latar
belakang pendidikan guru
c. Pengalaman
mengajar guru
d. Pengaruh
latar belakang pendidikan guru terhadap kualitas pengelolaan kelas
e. Pengaruh
pengalaman mengajar guru terhadap kualitas pengelolaan kelas.
B.
Tingkatan dan Fokus Teori
Teori
yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melaui pengumpulan
data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih focus berlaku untuk
objek yang akan diteliti
C.
Kegunaan Teori Dalam Penelitian
Kegunaan Teori dalam Penelitian adalah sebagai
berikut:
1.
Digunakan untuk memperjelas dan
mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti.
2.
(Prediksi dan pemandu untuk menemukan
fakta) adalah merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena
pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.
3.
Digunakan mencandra dan membahas
hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam
pemecahan masalah.
4.
D.
Deskripsi Teori
Deskripsi
teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan
bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan variable yang diteliti . berapa jumlah kelompok teori yang perlu
dikemukakan/ dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan
secara teknis tergantung pada jumlah Variabel yang diteliti, Deskripsi teori
paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap varibel-veriabel yang diteliti,
melalui pendefenisian, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variable yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah
Teori-teori
yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan
sebagai indikator apakah penelitian menguasai teori dan konteks yang diteliti
atau tidak
Langkah-langkah
untuk dapat melakukan deskripsi teori adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan nama Variabel yng diteliti, dan
jumlah variabelnya
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus,
ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi)
yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variable yang diteliti
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih
topik yang relevan dengan setiap vaiabel yang akan diteliti. (untuk referensi yag
berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang
digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data,
analisis, kesimpulan dan saran yang diberikn)
4. Cari devenisi setiap variabel yyang akan
diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber
yang lain, dan pilih defenisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuiai
dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan dan buatlah
rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca
6. Deskripsikan teori-teori yan telah dibaca
dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri.
Sumben-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan
untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
E.
Kerangka Berfikir
Kerangka
berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel
indevenden dan dependen
Seorang
peneliti harus mengusai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam
menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini
merupakan penjelasan semantara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek
permasalahan (Suriasumantri, 1986)
Berdasarkan
teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara
kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar
variabel yang diteliti
III.
MERUMUSKAN HIPOTESIS
A. Pengertian Hipotesis
Berdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA
tentang pemecahan masalah, peneliti
seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi
demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan.
Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas 2 hal sesuai dengan taraf
pencapaiannya yaitu:
1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf
teoretik, dicapai melalui membaca.
2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf
praktik, dicapai setelah penelitian selesai, yaitu
setelah pengolahan terhadap data.Sehubungan dengan
pembatasan pengertian tersebut
maka hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan
kata, yaitu “hypo” yang
artinya “di bawah” dan “thesa”
yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya
disesuaikan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan
penelitiannya dengan seksama serta
menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran).
Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis.
Peneliti mengumpulkan data-data yang paling
berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik
status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai
hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap
hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal:
1. Menerima
keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti
(pada akhir penelitian).
2. Mengganti
hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat
penelitian berlangsung).
Untuk
mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk
hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat.
2. Adakah
data yang menunjukkan
bahwa akibat yang
ada, memang ditimbulkan
oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada
penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka
hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam
penelitian. Namun tidak selalu semua
penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja
dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei,
atau kasus, dan
penelitian development biasanya
justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini
bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala
sebanyak-banyaknya.
G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis
penting dilakukan
bagi:
bagi:
1. Penelitian
menghitung banyaknya sesuatu (magnitude).
2. Penelitian
tentang perbedaan (differencies).
3. Penelitian
hubungan (relationship).
Deobold Van Dalen mengutarakan adanya 3 bentuk inter
relationship studies yang termasuk penelitian hipotesis
yaitu:
a. Case studies
b. Causal
comparative studies
c. Correlations
studies
B. Syarat-syarat
Hipotesis
Hipotesis
merupakan suatu pernyataan
yang penting kedudukannya
dalam penelitian. Oleh karena itulah
maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan
hipotesis ini dengan jelas.
Borg
dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai
berikut:
berikut:
1. Hipotesis harus
dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
3. Hipotesis harus
didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau
hasil penelitian yang relevan.
C. Jenis-jenis Hipotesis
Ada
dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
1. Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan
hipotesis kerja:
a. Jika... maka...
b. Ada perbedaan
antara... dan... dalam...
c. Ada pengaruh...
terhadap...
2. Hipotesis nol (null hypotheses)
disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua
variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap
variabel Y.
Dengan
kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau
nihil.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik,
karena biasanya dipakai dalam penelitian
yang bersifat statistik,
yaitu diuji dengan
perhitungan statistik.
Rumusan
hipotesis nol:
a. Tidak ada
perbedaan antara... dengan... dalam...
b. Tidak ada
pengaruh... terhadap...
Dalam
pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak
mempunyai
prasangka. Jadi, peneliti
diharapkan jujur, tidak
terpengaruh pernyataan Ha.
Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.
D. Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis
Benar dan tidaknya
hipotesis tidak ada
hubungannya dengan terbukti
dan tidaknya hipotesis tersebut.
Seorang peneliti mungkin merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis
ternyata hipotesis tersebut ditolak, atau
tidak terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti merumuskan sebuah hipotesis
yang salah, tetapi
setelah dicocokkan dengan datanya, hipotesis yang salah tersebut terbukti.
Dalam hal lain dapat terjadi perumusan
hipotesisnya benar tetapi ada kesalahan dalam
penarikan kesimpulan. Kesalahan
penarikan kesimpulan tersebut
barangkali disebabkan karena
kesalahan sampel, kesalahan perhitungan ada pada variabel lain yang mengubah
hubungan antara variabel
belajar dan variabel
prestasi yang pada
saat pengujian hipotesis ikut berperan.
Macam
kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang hipotesis:
Kesimpulan
dan Keputusan
|
Keadaan
Sebenarnya
|
|
Terima
hipotesis
|
Hipotesis
benar
|
Hipotesis
salah
|
Tolak hipotesis
|
Kekeliruan macam I
|
Tidak membuat kekeliruan
|
Selanjutnya
ditentukan bahwa probabilitas
melakukan kekeliruan macam
I dinyatakan dengan ɑ
(alpha), sedangkan melakukan kekeliruan macam II dinyatakan dengan β (beta). Nama-nama ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis
kesalahan. Kesalahan tipe I ini disebut
taraf signifikansi pengetesan, artinya kesediaan yang berwujud besarnya probabilitas jika hasil
penelitian terhadap sampel akan diterapkan pada populasi. Besarnya taraf signifikansi ini pada umumnya sudah
diterapkan terlebih dahulu. Untuk penelitian-penelitian di bidang ilmu
pendidikan pada umumnya digunakan taraf signifikansi
0,05 atau 0,01, sedangkan untuk peneliti obat-obatan yang resikonya
menyangkut jiwa manusia, diambil 0,005 atau 0,001, bahkan mungkin 0,0001.
menyangkut jiwa manusia, diambil 0,005 atau 0,001, bahkan mungkin 0,0001.
E. Penelitian Tanpa Hipotesis
Pendapat pertama
mengatakan, semua penelitian
pasti berhipotesis. Semua peneliti diharapkan menentukan jawaban
sementara, yang akan diuji berdasarkan data yang diperoleh. Hipotesis
harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan butirbutirnya sudah disebut
dalam problematika maupun tujuan penelitian.
Pendapat
kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian
eksploratif yang jawabannya masih
dicari dan sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak
mungkin dihipotesiskan.
Berdasarkan pendapat
kedua ini maka mungkin sekali di dalam sebuah penelitian, banyak hipotesis tidak sama dengan banyaknya
problematika dan tujuan penelitian. Mungkin
problematika unsur 1 dan 2 yang sifatnya deskriptif tidak diikuti dengan hipotesis,
tetapi problematika nomor 3 dihipotesiskan.
Contoh:Hubungan antara
motivasi berprestasi dengan etos kerja para karyawan kantor A.
Problematika 1: Seberapa tinggi
motivasi berprestasi karyawan kantor A?
(tidak dihipotesiskan).
(tidak dihipotesiskan).
Problematika 2: Seberapa tinggi etos kerja karyawan kantor A?
(tidak dihipotesiskan) Problematika 3:
Apakah ada dan
seberapa tinggi hubungan antara motivasi berprestasi
dengan etos kerja karyawan kantor A?
dengan etos kerja karyawan kantor A?
Hipotesis: Ada
hubungan yang tinggi antara motivasi berprestasi dengan etos kerja
karyawan kantor A.
karyawan kantor A.
BAB IV
P E N U T U P
P E N U T U P
A.
Kesimpulan
Dalam melakukan suatu penelitian terhadap fenomena sosial,
seorang peneliti tidak dapat bekerja dengan baik tanpa suatu sistematika yang
sesuai. Untuk menemukan jawaban yang sesuai serta memuaskan, peneliti harus
memahami kaidah dalam meneliti. Tahapan awal dari suatu penelitian adalah
menciptakan pertanyaan mengenai suatu fenomena yang dipilih untuk diteliti.
Pertanyaan tersebut berkaitan dengan definisi, fakta dan nilai suatu objek
kajian.
Teori yang deduktif : Memberi keterangan yang dimulai dari
suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data yang akan
diterangkan, Teori yang induktif : adalah cara menerangkan dari data kearah
teori. Teori yang Fungsional : disini tampak satu interaksi pengaruh antara
data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Sebagai pedoman kerja,
peneliti menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan arah dalam menetapkan
variabel, mengumpulkan data,
mengolah data dan
mengambil kesimpulan. Pada dasarnya,
pekerjaan meneliti adalah
usaha untuk membuktikan hipotesis.Hipotesis
merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu bertujuan untuk
membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai
kerangka kerja bagi peneliti, memberi
arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian.
Ada 2 macam hipotesis,
yaitu hipotesis kerja, yang juga disebut hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol
(Ho) (hipotesis nihil) yang juga disebut hipotesis statistik. Sehubungan dengan
perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita buat:
a. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima,
disebut kekeliruan alpha (ɑ).
b. Menerima hipotesis yang
seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta (β).
B.
Saran
Dengan segenap kelmahan selaku insan
yang tak berdaya, kami sadar akan kelemahan kami, tugas yang diharapkan
belumlah mencapai kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca guna kami berbuat yang lebih baik lagi. penelitian
merupakan cara
primer manusia dalam mengembangkan kajian ilmu. Dengan berkembangnya ilmu
bimbingan dan konseling tentunya akan mempermudah personal-personal dalam
menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan
masa.
primer manusia dalam mengembangkan kajian ilmu. Dengan berkembangnya ilmu
bimbingan dan konseling tentunya akan mempermudah personal-personal dalam
menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan
masa.
DAFTAR PUSTAKA
Mahsun,Prof.
Dr. M.S. Metode Penelitian Bahasa, terhadap strategi, metode dan tekniknya,
Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 2007
Sugiyono
Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan
R & D, Bandung : Cv. Alfa Beta, 2009
Arikunto,
Suharsimi. 1997. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Subscribe to:
Posts (Atom)